Kisah hidup seorang Nuril yang mendermakan 90% penghasilanya untuk memberdayakan umat
Aku tak sanggup menahan tangis, saat seorang buruh tani yang miskin rela menabung rupiah demi rupiah dan berpuasa agar dapat membeli kambing qurban di hari idul adha. Bisakah kau bayangkan kawan, itu adalah momen pertama penyembelihan hewan qurban di dusunnya… Sebelumnya, perayaan dan makan daging kurban adalah dongeng belaka.
Pun, aku merasa sangat malu pada seorang yang cacat kaki sehingga mesti berjalan merangkak juga pada simbah penjual daun singkong yang dengan tulus mewakafkan tanahnya untuk pembangunan masjid dan madrasah.. Mereka hidupnya penuh keterbatasan namun mampu berbuat sebagaimana orang yang sangat leluasa.
Dari kisah-kisah nyata pejuangan sosial Nuril ini, mata dan hatiku benar-benar terbuka dan tergugah, sehingga tak sibuk bertanya “dapat apa?” tetapi “beri apa?” untuk kehidupan fana yang sangat singkat ini…
Nuril secara lugas mengajarkan bagaimana memperdaya harta bukan diperdaya oleh harta, sebagaimana beliau selama ini (lebih dari seperempat abad) telah menyumbangkan 99% hartanya untuk perjuangan.
Belajar tentang ketulusan, pengorbanan, kelapangan jiwa, kerendahan hati dan tentang merasakan kehadiran Allah yang sesungguhnya sangatlah dekat dan lebih dekat lagi diantara kalangan papa
Adalah seorang seniman lukis kaligrafi, social-preneur, aktivis sosial yang telah mengabdikan hidupnya sebagai pejuang masyarakat pelosok secara swadaya.
Dia telah berkomitmen untuk menyumbangkan 99% hasil usahanya untuk jariyah pemberdayaan masyarakat di pelosok. Program pemberdayaan ini, Nuril inisiasi
sebagai bentuk upaya sungguh-sungguh dan maksimal untuk mencari bekal mati dan mendahulukan kesuksesan akherat daripada dunia, karena kematian bisa datang kapanpun , secara tiba-tiba tanpa peduli apakah seseorang sudah mencapai sukses dunia atau belum.
Hal ini, menurut penerima Love & Care award dan anugerah gelar Pahlawan Untuk Indonesia 2014 ini,juga demi inspirasi bangsa dan dunia, bahwa seseorang bisa berbuat tanpa menunggu status atau posisi di lembaga dalam bentuk jihad harta dan jiwa. Jihad harta, dengan melibatkan sebagian besar harta untuk berjuang menolong masyarakat papa.
Jihad jiwa, dengan menjangkau secara langsung titik dekat dan jauh , di kantong kemiskinan di pelosok negeri demi meringankan bencana kemiskinan yg sudah menimpa mereka sepanjang hidup mereka hingga detik ini.
Judul Buku: HUMANITY JOURNEY (Seri: Nilai-nilai Kemanusiaan)
Penulis: Achmad Nuril Mahyudin
Editor & Cover-content designer: Azhimatul Noor Bashari Diyanti
Cetakan: 10
Jilid : Hard cover (laminasi doff)
Kertas:
– book paper (hal isi)
– art paper 150 gsm (16 hal foto)
Halaman:
Black & White 392 halaman isi + 24 hal tambahan
FULL COLOUR 16 halaman foto eksklusif perjuangan sosial
Copyright:
Semua foto yang digunakan adalah murni dan orisinil dokumentasi pribadi Achmad Nuril Mahyudin, bukan copy dari website atau sumber lainnya
Berat: 300 gram (1 kg isi 3 buku)
Tidak, buku ini tidak dijual bebas di toko buku. Hanya melewati reseller dan online
Royalti penulis, ongkos editor 100 % untuk jariyah pemberdayaan masyarakat
Profit penjualan juga 100% utk jariyah pemberdayaan masyarakat
Name - City
Membeli Product Time